Sudah 4 hari pak Busari, seorang penjual tikar bambu yang berasal dari Gondang Kecamatan Cepiring Kab Kendal yang berkeliling di Sekitar Semarang tidak mendapatkan uang dari barang yang dijual itu. Perawakan Pak Busari (maaf) kecil, berkulit hitam karena setiap hari bergelut dengan panasnya matahari. saya bertemu saat beliau beristirahat di pinggir jalan, di depan tempat saya bekerja memakai kaos sebuah partai dan celana pendek.
“Hidup itu susah mas, sudah 4 hari ini saya keliling tapi gak dapat uang, jalan ramai tapi sepi pembeli. sudah gak ada yang minat tikar sepert ini” kata beliau mengawali pembicaraan.
diceritakan, beliau laju dari kendal – semarang yang berjarak sekitar 36km naik angkutan dari jam 5 pagi. sampai di semarang mulai berjalan membawa barang dagangannya, 4 tikar bambu seberat kurang lebih 50kg. terlihat ringan, tapi saya sempat membuktikannya untuk memikul tikar tersebut. benar saja, ternyata memang berat. baru 5 detik saya sanggup mengangkat dipundak kemudian sudah menyerah. tidak terpikirkan bagaimana kuatnya fisik Pak Busari karena memikul barang tersebut dan membawanya keliling berpuluh kilo untuk dijual.
di desa, Pak Busari mempunyai satu istri dan 4 orang anak.
“Anak terakhir kelas 6 SD mas, doakan lulus tahun ini”
Beliau tidak membuat sendiri tikar bambu itu, tapi membeli dulu untuk kemudian dijual kembali.
“kalau tidak ada pembeli, ya saya gak makan mas sampai jam 3 sore. soalnya uang yang dibawa untuk ongkos pulang”
trenyuh saya mendengar penuturan beliau, Pak Busari tidak mempunyai sumber penghasilan lain, hanya berkeliling di semarang untuk menjual tikar bambu. betapa hebat perjuangan ayah tulang punggung keluarga ini.
Kadang saya merasa selalu kurang dengan penghasilan saya, entah itu dari kerja paruh waktu menjadi op warnet, atau dari kiriman ortu tiap bulan. biaya makan, bayar kosan, keperluan kuliah, peralatan mandi, obat dll tidak sebanding jumlahnya dengan pendapatan, bahkan sering minus dan ngutang kesana-sini. padahal, masih ada yang kurang beruntung dari saya. kerja berjam-jam, panas matahari dilalui, penghasilan tidak pasti. nah saya? kerja 6 jam, diruangan AC, fasilitas internet gratis, dan gaji pasti setiap bulannya. ah, manusia memang tak pernah puas.
Ya Allah jadikan Hambamu ini orang yang selalu Bersyukur atas Berkah dan Rahmatmu. 🙂
Tikar bambu seperti ini yang dijual.
superb note,,
nice share friends,,kadang kita tidak pernah puas akan apa yang kita dapatkan,
temen-temen, aku lagi ikutan lomba blog, mohon bantuannya untuk membaca dan memberikan komentar ya diblog saya. silakan klik http://pelangiituaku.wordpress.com/2011/05/09/hipnotis-fatamorgana/
makasih untuk kunjungan dan komentarnya, semoga amal kebaikan dibalas oleh Tuhan. amin 🙂
Semoga saya pintar mensyukuri segala sesuatu yang Allah berikan pada saya. 😥
harusnya ente ngebantu beliau bro
kesian tuh gue ga tega ngeliatnya
-,-
udah dbantu gan, ala kadarnya semampu saya 😉
Mas kalau ketemu lagi sama bapak diatas, tolong arahkan saja untuk jadi tukang pijat , kalau nggak bisa suruh belajar intinya orang pijat itu hanya melancarkan peredaran darah, insyaallah dapat hasil lebih baik dan lebih mudah.
salam kenal mas 🙂
melihat yang begitu kadang hati merasa miris,pengen nangis
tapi malah kadang saya cuman ngeliat dan ngeliat doang,pengen ngebantu tapi selalu ada kata tapi…
Ya semoga bisa menjadi pengingat kita akan sebuah kesyukuran yang gak akan pernah ternilai 🙂
bersyukur akan membuat hidup lebih indah 🙂
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. 🙂
d’masiv mode : ON
masiver kang? 😆
semoga saya bisa senantiasa seperti itu….
salam kenal mas…
salam kenyal mbake 😉
ya Allah….. saya jadi teringat bapak di rumah yang bekerja keras menghidupi kesebelas anaknya…. semoga bapakku juga diberikan rizqi yang halal dari Allah… aamiin
11 mas .. wow!
Saleum,
Perjuangan hidup disaat sekarang memang sangat sulit sob, jika punya usahapun belum tentu bisa mendapatkan laba yang cukup.. Hanya orang cerdik dan licin saja yang bisa tertawa dengan usaha yang dia punya. Liat Foto bapak itu saya sangat bersimpati….
saleum
yang penting berusaha ya mas, salam..
Hidup ini memang kejam,,kasian sekali bapak di atas itu
kalo aku ktmu aku pngen beli 1 tikarnya, ga tega bneran ngeliat fto dan cerita dari sobat diatas
semoga orng2 sprti bpak diatas ditempatkan di Surga nantinya, Amiin
Berjuang demi kluarga sndri adlah perilaku yg sngt wjib dilakukan oleh seorng ayah
Amin Ya Allah.
Hidup ini penuh berkah…maka nikmatilah ^_^ *bersyukur dengan apa yang ada
makasih mase udah mampir 😉
dan jangan siakan rejeki yang diberi kepada kita.. (:
betul mase 😀
nice share! sakut sama perjuangan pak busari!!
kadang aku makan di penyetan aja masih mengeluh sambelnya kurang.. 🙁
semoga bisa lebih banyak mensyukuri apa yang sudah aku miliki…
Amin mas jo 🙂
sangat terharu membaca kisah ini, semoga pak busari mendapat bekah mulia dari Allah atas perjuangannya yang gigih 🙂
Ya Tuhan… Mesakke tenan. Mudah2an nanti banyak rejeki.